JAEJA.ID – Aktivitas bongkar muat material smelter milik PT Indonesia Huali Industry Park (IHIP) di Pelabuhan Waru-Waru, Kecamatan Malili, Minggu 8 Juni 2025, jadi sorotan publik.
Pasalnya, kegiatan perdana ini tidak dikomunikasikan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Tidak ada koordinasi sebelum aktivitas tersebut dilaksanakan.
Meskipun kegiatan tersebut dihadiri Kepala Syahbandar Kelas III Malili, Capt. Muhammad Arief, perwakilan PT Vale Indonesia, Asrullah, serta CEO PT IHIP, Zou Chen Jie, namun pihak pemerintah daerah tidak diundang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Luwu Timur, Kamal Rasyid, mengaku sangat kecewa dengan sikap PT IHIP.
BACA JUGA: 3 Peringatan Keras Bupati Irwan Buat CPNS dan PPPK yang Baru Terima SK
Kamal baru mengetahui informasi kegiatan itu dari foto-foto yang tersebar di media sosial dan grup internal.
“Saya lihat dari gambar yang beredar. Padahal seharusnya ada koordinasi resmi ke pemerintah daerah karena kegiatan ini berlangsung di wilayah kami,” ujar Kamal, Minggu sore.
Ia menilai PT IHIP telah bersikap tidak baik sejak awal, karena mengabaikan peran pemerintah daerah. Kamal menyayangkan sikap perusahaan tersebut.
“Langkah awal yang buruk. PT IHIP tampaknya tak menunjukkan penghargaan terhadap peran pemerintah setempat. Ini sangat disayangkan,” tegas Kamal.
Untuk diketahui, kawasan industri Malili yang terletak di Desa Harapan, Kecamatan Malili, telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai proyek strategis nasional (PSN).
PT IHIP akan mengelola proyek smelter tersebut di atas lahan seluas 978,245 hektare untuk kegiatan pemurnian nikel.
Kehadiran PT IHIP kabarnya akan merekrut puluhan ribu tenaga kerja dengan memprioritaskan warga lokal Luwu Timur.
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam sendiri cukup antusias dengan PSN gawean PT IHIP ini dan berharap akan memberikan dampak besar bagi perekonomian warga Lutim.
Meski termasuk proyek strategis nasional, komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dinilai wajib. Hal ini penting demi iklim investasi yang sehat dan berpihak pada daerah.(kin)