JAEJA.ID – Indonesia telah meluncurkan total 18 satelit, namun karena masa pakai rata-rata satelit adalah sekitar 15 tahun, saat ini hanya tersisa 7 satelit yang masih aktif di orbit. Ketujuh satelit tersebut adalah Nusantara Tiga, Nusantara Satu, Telkom-4, Telkom 3S, Lapan A3, BRISAT, dan Lapan A2 (IO-86). Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing satelit tersebut:
1. Nusantara Tiga (Satria-1)
Nusantara Tiga, yang juga dikenal sebagai Satria-1, merupakan satelit milik pemerintah Indonesia yang berfungsi untuk menyediakan sinyal telekomunikasi di wilayah-wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Diluncurkan pada 19 Juni 2023, satelit ini mulai beroperasi pada 25 Desember 2023. Dibuat oleh Thales Alenia Space (TAS), satelit ini memiliki berat 4,6 ton dan tinggi 6,5 meter. Pada peluncuran awal, satelit ini hanya mencakup 10.000 dari total 50.000 titik target, yang memicu rencana pemerintah untuk meluncurkan satelit Satria-2 guna meningkatkan akses internet di wilayah-wilayah 3T tersebut.
2. Nusantara Satu
Nusantara Satu adalah satelit komunikasi geostasioner milik Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang ditempatkan di posisi 146 derajat bujur timur di atas ekuator. Satelit ini diluncurkan pada Februari 2019 menggunakan roket Falcon-9 dari Space-X. Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS), yang mampu menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi di seluruh wilayah Indonesia.
3. Telkom-4
Satelit Telkom-4, yang diluncurkan pada 7 Agustus 2018, dioperasikan oleh PT Telkom Indonesia untuk menggantikan slot orbit yang sebelumnya ditempati oleh Telkom-1. Investasi untuk pengadaan satelit ini diperkirakan mencapai US$200 juta. Satelit ini memiliki kapasitas 60 transponder yang terdiri dari C-Band dan Extended C-Band, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi di Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia Selatan.
4. Telkom 3S
Telkom 3S diluncurkan pada 14 Februari 2017 oleh PT Telkom Indonesia dengan investasi sekitar US$300 juta. Satelit ini ditempatkan di slot orbit 118 derajat bujur timur di atas Pulau Kalimantan, menggantikan satelit Telkom 2. Dengan masa aktif 15 tahun, Telkom 3S dilengkapi dengan 49 transponder, yang terdiri dari 24 transponder C-Band, 8 transponder Extended C-Band, dan 10 transponder Ku-band. Satelit ini diproduksi oleh Thales Alenia Space (TAS) dari Perancis dan diluncurkan menggunakan roket Ariane 5 ECA VA235 milik Arianespace.