Jaeja.id
Rabu, 1 Oktober 2025
  • News
  • Edukasi
  • Historia
  • Cek Fakta
  • Kolom
  • Arena
No Result
View All Result
  • News
  • Edukasi
  • Historia
  • Cek Fakta
  • Kolom
  • Arena
No Result
View All Result
Jaeja.id
No Result
View All Result
Home Headline

Pong Simpin Pimpin Orang Toraja Melawan Belanda, Ditangkap Putra Bupati: Palallo

Bersama La Batjo Dibuang ke Jawa

adminsuper by adminsuper
19 September, 2024
in Headline, Historia
0 0
0
Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tempat Pong Simpin memimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial pada 1915.(batualuselatan.digitaldesa.id)

Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tempat Pong Simpin memimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial pada 1915.(batualuselatan.digitaldesa.id)

Share on FacebookShare on XShare on Whatsapp

JAEJA.ID – Pong Simpin memimpin orang Toraja melawan Belanda pada tahun 1915. Melanjutkan perjuangan Pong Tiku yang dihabisi di tepi Sungai Saddang pada bulan Juni 1907.

Pong Simpin disebut Koloniaal Verslag van 1916 I Nederlandsch Oost Indie sebagai pemimpin komplotan atau pemimpin geng.

Mendapati kondisi tersebut, patroli militer tentara Hindia Belanda Koninklijk Nederlandsch Indisch Lager (KNIL) beserta polisi bersenjata, yang dipimpin seorang sersan Eropa, lalu bergerak dari Palopo mengejar mereka.

BACA JUGA: Matano, Desa Pandai Besi yang Hilang dari Catatan Sejarah

Para polisi itu berhasil menemukan anggota kelompok Pong Simpin awal Mei 1915 dan langsung menembaki. Tapi pemimpin kelompok itu berhasil lolos.

Tak hanya Pong Simpin, Pong Timbang dan Pong Toddoe juga ikut melawan pemerintah
kolonial.

Api perlawanan itu sudah mencapai daerah Larompong dan Suli pada bulan Juni 1915.

Perlawanan keras itu tentu dilawan dengan keras pula oleh pasukan bersenjata modern
Belanda.

Akibatnya, 15 orang dari orang-orang yang melawan itu kemudian terbunuh sedangkan beberapa yang lain menyerah.

BACA JUGA: Ternyata Bukan Legenda atau Mitos, Deretan Hewan Ini Benar-benar Ada

Pada tahun itu, perlawanan tak hanya terjadi di sekitar Toraja tapi juga di Mandar, Kendari, dan juga Luwu di mana ada kelompok Haji Hasan.

Di Kendari, pemimpin perlawanan Poeloenooi berhasil ditangkap patroli kolonial, tulis koran Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië tanggal 10 Desember 1915.

Koran tersebut juga memberitakan Puang Sela di Mandar telah menjarah senjata dan melawan di Bonto Sika.

“Ketua geng Poea Sela dan dua pengikut utamanya menetapkan; menjarah 3 pucuk senapan dan mesiu serta 2 karabin beumont beserta amunisi dan perlengkapan polisi bersenjata yang hilang,” demikian Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 10 Desember 1915, memberitakan.

Pada akhir tahun itu juga, Pong Simpin dikabarkan terluka oleh aparat bersenjata.

Sementara itu 6 laki-laki, 8 perempuan dan 1 anak pengikut Pong Simpin ditangkap dan 2
laki-laki dibunuh.

BACA JUGA: Daftar Universitas Terbaik Indonesia Tahun 2024, Posisi Teratas Masih Ranking 800 Dunia

“Dari Palopo dilaporkan Pong Simpin yang terluka akibat patroli penduduk, melarikan diri
bersama gerombolannya dan meninggalkan satu orang tewas,” kata koran tersebut.

Kendati berhasil melarikan diri, Pong Simpin akhirnya ditangkap. Koran Bataviaasch
nieuwsblad (16 Desember 1915) memuat pengumuman gubernur Sulawesi bahwa pada 14
Desember 1915 Pong Simpin berhasil ditahan pihak Belanda.

Salah satu pasukan yang menangkapnya adalah yang dipimpin putra bupati, Ranteballa alias Palallo.

“Sikap ambisius pemuda tersebut di sekolah Palopo menarik perhatian asisten residen,
yang memintanya untuk membantu memadamkan Pemberontakan Pong Simpin yang mengganggu pada 1915.”

“Atas usahanya menangkap Pong Simpin, Palallo, begitu ia disapa, mendapat penghargaan Silver Star of Service dan hadiah menarik sebesar 800 gulden serta surat pujian dari gubernur jenderal,” tulis Terance William Bigalke dalam Tana Toraja: A Social History of an Indonesian People.

Belanda Asingkan Pong Simpin dan Labatjo ke Jawa

Opu Patunru (perdana menteri) Kedatuan Luwu, sebuah kerajaan tua yang sangat dihormati di Sulawesi Selatan, kemudian dianggap terlibat dengan gerakan perlawanan seperti Pong Simpin.

BACA JUGA: Cerita Perjuangan Sultan Hasanuddin, Sang Ayam Jantan dari Timur

Perdana menteri itu bernama La Batjo To Sapila alias Andi Baso Lampulle alias Opu Tosappaile.

Pemerintah kolonial menganggapnya sebagai otak perlawanan-perlawanan di sekitar Luwu dan Toraja.

La Batjo adalah salah satu anggota Hadat (Dewan Adat) di Luwu. La Batjo adalah suami
dari Andi Kambo alias Siti Husaimah Andi Kambo Opu Daéng Risompa Sultan Zaenab, yang
sedang menjadi raja Luwu.

Dia berkuasa dari 1901 hingga 1935. De Sumatra Post tanggal 13 April 1933 menyebut ratu kelahiran 1878 itu tak bisa berbuat apa-apa ketika La Batjo dihukum oleh pemerintah kolonial.

Bahkan mau tak mau La Batjo harus bercerai dengan istrinya.

Dalam Sulawesi dan Pahlawan-Pahlawannya: Sejarah Perjuangan Kemerdekaan, Lahadjdji Patang menyebut bahwa La Batjo To Sapila dan Pong Simpin lalu dibuang ke Jawa.

Banyak dari mereka yang melawan itu juga dibuang ke sana. Ada yang kembali tapi ada yang
tutup usia di Jawa.

Di Jawa, La Batjo yang jauh dari istri lalu menikah lagi. Dia akhirnya punya keturunan lagi di tanah buangan.

Meski bukan pahlawan nasional, La Batjo diabadikan namanya sebagai nama jalan di
Kecamatan Wara, Kota Palopo, yang tidak jauh dari pusat Kedatuan Luwu dan tempatnya
melawan Belanda.

Sementara, Pong Simpin juga selalu dikenang dan menjadi nama jalan di daerah Palopo juga.(*)

Sumber: Historia.id

Tags: kedatuan luwula batjopong simpintoraja
Previous Post

SDN 169 Bayondo Gelar Maulid Nabi Muhammad, Mayoritas Siswanya Beragama Kristen

Next Post

Rapat K3S Tomoni di SDN 169 Bayondo, Bahas Jadwal Observasi dan Rapor Pendidikan

Next Post
Ketua K3S tingkat SD se-Kecamatan Tomoni, Sugiatno Tarip (tengah) memimpin rapat kepala sekolah di SDN 169 Bayondo, Jumat 20 September 2024.

Rapat K3S Tomoni di SDN 169 Bayondo, Bahas Jadwal Observasi dan Rapor Pendidikan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERPOPULER

  • Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam bersama Wabup Puspawati Husler memberikan secara simbolis SK CPNS dan PPPK, di Lapangan Pendidikan Malili, Senin 2 Juni 2025. (Foto: jaeja.id)

    3 Peringatan Keras Bupati Irwan Buat CPNS dan PPPK yang Baru Terima SK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Luwu Timur Percepat Penyerahan SK CPNS dan PPPK 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Link Live Streaming Perslutim vs Luwu Utara, Beberapa Saat Lagi Kick Off

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudah Mulai TC, PSSI Luwu Timur Agendakan 4 Kali Uji Coba Sebelum Tampil di Pra Porprov Sulsel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Siswi SDN 169 Bayondo Raih 4 Medali di Turnamen Taekwondo Antar Pelajar se-Luwu Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Recent Posts

  • Ketua Dekranasda Luwu Timur Dorong Produk Kerajinan Lutim ke Level Nasional
  • Hadiri Rakor Bersama Dua Menteri, Wabup Puspawati Tegaskan Komitmen Hilirisasi Perkebunan
  • Legislator PDIP Ungkap 10 Proyek Strategis Luwu Timur Bernilai Puluhan Miliar
  • Pemkab Luwu Timur Siapkan Relokasi Rumah Korban Kebakaran Sorowako, Bantuan Tunai Capai Rp50 Juta
  • Setelah 33 Tahun, Warga Transmigrasi Puncak Indah Akhirnya Terima Sertifikat Hak Milik

Recent Comments

  1. Hasil Survei Pilkada Luwu Timur September 2024: Petahana Lemah di Semua Segmen - Jaeja.id mengenai 4 Siswi SDN 169 Bayondo Raih 4 Medali di Turnamen Taekwondo Antar Pelajar se-Luwu Raya
  2. 4 Siswi SDN 169 Bayondo Raih 4 Medali di Turnamen Taekwondo Antar Pelajar se-Luwu Raya - Jaeja.id mengenai Demi Pemerataan Pembangunan di Luwu Timur, IBAS-Puspa Programkan Rp2 Miliar per Desa
Jaeja.id

© 2024 JAEJA.ID

JAEJA.ID - Jurnal Edukasi dan Sejarah

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • News
  • Edukasi
  • Historia
  • Cek Fakta
  • Kolom
  • Arena

© 2024 JAEJA.ID